Free Daisy ani Cursors at www.totallyfreecursors.com
Human Body

Minggu, 25 November 2012

Bahaya Kopi Bagi Kesehatan



Menurut cerita, biji kopi awalnya ditemukan secara tidak sengaja oleh penggembala Etiopia. Kemudian mereka menjadikannya minuman "wajib" dalam upacara religius dengan maksud supaya seseorang bisa begadang sepanjang malam.

Dalam kaitan ini kafein, adalah alkaloid yang berperan melalui penghambatan fosfodiesterase, yang menyebabkan peningkatan level cyclic-nucleotida, yang selanjutnya memengaruhi sistem saraf pusat. Selain dapat diubah jadi obat stimulan, dan penghilang rasa sakit, kafein ini juga bisa diandalkan sebagai alternatif penurun berat badan. Itu lantaran kafein pintar membakar lemak dengan cara meningkatkan laju metabolisme.
Efek samping atau bahaya kopi

Laporan sebuah studi menyebutkan, 100 miligram kafein (sekitar secangkir kopi) dapat meningkatkan laju metabolisme 3-4 persen. Pada beberapa relawan dengan berat badan normal didapati, efek tersebut terlihat nyata 2,5 jam setelah mereka mengonsumsinya.

Meski demikian, para peneliti menyatakan bahwa pembakaran kalori yang distimulasi oleh kafein akan lebih baik jika disertai olahraga. Hal lain, ini pun bukan berarti dengan banyak minum kopi berarti bebas efek samping.

Bahaya kopi dalam jangka panjang

Sisi negatif kafein atau bahaya kopi tak bakal terasa sampai disitu saja. Serangkaian penelitian telah mengintip akibat jangka panjangnya.

Dalam Reader’s Digest edisi Desember 1994, diberitakan bahwa wanita yang mengonsumsi 300 mg kafein setiap harinya memiliki kesempatan 27 persen lebih rendah untuk hamil dibandingkan dengan mereka yang terbebas darinya. Meski mekanismenya belum diketahui pasti, sebuah hipotesis mengatakan, kemungkinan substansi ini dapat menurunkan level hormon—semisal estrogen— hingga memengaruhi ovulasi.

Walau kaitan antara kopi dan risiko terkena kanker belum jelas, beberapa studi memperkirakan kemungkinan kopi memengaruhi DNA dan meningkatkan risiko terkena kanker kandung kemih dan ovarian. Selain itu, minum kopi yang sangat panas dapat memberi efek kerusakan pada sel dalam mulut dan kerongkongan, yang jika dilakukan berulang kali dapat mencetuskan kanker pada bagian tersebut.

Dalam sebuah kesimpulan laporan lain disebutkan, wanita yang mengonsumsi 5-7 gr kafein per bulan (setara dengan dua cangkir kopi per hari) memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena endometriosis daripada yang tidak mengonsumsi kafein.

Bahaya kopi lainnya adalah dalam hal “kemampuan” kafein membuang kalsium melalui urine, yang selanjutnya memerosotkan kekuatan tulang dan menjadikan tulang gampang patah. Studi Harvard mendapati, pada wanita pascamenopause yang mengonsumsi banyak kafein (lebih dari enam cangkir kopi per hari), risiko menderita patah tulang pinggul tiga kali lebih tinggi daripada yang tidak.

Namun studi pada hampir 1.000 wanita pascamenopause di California memperlihatkan bahwa, pada pengonsumsi sedang (dengan meminum paling sedikit segelas susu per hari) dapat menolong mengimbangi kehilangan kalsium yang disebabkan oleh kafein yang terdapat dalam dua cangkir kopi.

Supaya terhindar dari bahaya kopi seperti pada kejadian diatas, berhati-hatilah dengan kopi. Kita mungkin tidak serta-merta menghentikan kebiasaan ngopi sebab kafein dapat membuat "ketagihan". Ketika dosis asupannya dikurangi, banyak "pencandunya" yang melaporkan terjadinya ketidakmampuan bekerja dengan baik, gelisah, mengantuk, dan sakit kepala. Dalam kasus yang ekstrem, malahan terjadi mual dan muntah.

Nah, bagaimana coffee mania ? Boleh ngopi tapi bijaksanalah, jangan sampai berlebihan. Rasa dan aroma kopi yang nikmat dan menggoda jangan sampai membuat kita terlena akan bahaya kopi.


Sumber  :  http://info-kesehatan.net/bahaya-kopi-bagi-kesehatan/
 



Rabu, 24 Oktober 2012

Cacing dalam Tubuh Manusia


1.      Cacing Kremi (Enterobiasis)


 Cacing yang memegang peranan disini adalah Enterobius vermikularis yang sering banget terjadi pada anak kecil. Cacing dewasa akan tinggal di usus besar. Cacing betina yang akan bertelur meninggalkan usus besar menuju anus yang merupakan tempat bertelur yang paling ideal. Saat inilah si anak akan menangis karena lubang anusnya gatal. Secara kasat mata, cacing ini akan terlihat sebesar parutan kelapa disekitar lubang anus. Transmisi cacing ini seperti halnya cacing perut masuk langsung melalui mulut baik dengan perantara makanan maupun dimasukan secara tidak sengaja oleh penderita yang habis menggaruk lubang anusnya yang gatal. Sehingga pada anak anak sering terjadi reinfeksi akibat tindakan itu.

2.      Cacing Perut (Askariasis)


Biasanya disebabkan oleh keluarga cacing Askaris lumbricoides yang merupakan cacing yang paling sering menginfeksi manusia. Cacing dewasa hidup di dalam usus manusia bagian atas, dan melepaskan telurnya di dalam kotoran manusia. Infeksi pada manusia terjadi melalui jalan makanan yang tercemar oleh kotoran yang mengandung telur cacing. Telur yang tertelan akan mengeluarkan larva. Larva ini akan menembus dinding usus masuk ke aliran darah yang akhirnya sampai ke paru paru lalu akan dibatukan keluar dan ditelan kembali ke usus. Penyakit yang timbul dari infeksi ini antara lain anemia, obstruksi saluran empedu, radang pankreas dan usus buntu.

3.      Cacing Tambang


 Paling sering disebabkan oleh Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Cacing dewasa tinggal di usus halus bagian atas, sedangkan telurnya akan dikeluarkan bersama dengan kotoran manusia. Telur akan menetas menjadi larva di luar tubuh manusia, yang kemudian masuk kembali ke tubuh korban menembus kulit telapak kaki yang berjalan tanpa alas kaki. Larva akan berjalan jalan di dalam tubuh melalui peredaran darah yang akhirnya tiba di paru paru lalu dibatukan dan ditelan kembali. Gejala meliputi reaksi alergi lokal atau seluruh tubuh, anemia dan nyeri abdomen.

4.       Cacing Cambuk (Trichuriasis)


Cacing dewasa akan tinggal di usus bagian bawah dan melepaskan telurnya ke luar tubuh manusia bersama kotoran. Telur yang tertelan selanjutnya akan menetas di dalam usus halus dan hidup sampai dewasa disana. Gejala yang timbul pada penderita cacing cambuk antara lain nyeri abdomen, diare dan usus buntu.

Referensi    :      http://ohitzujisa.blogspot.com


Tipe Golongan Darah Manusia


Apa itu golongan darah?
Golongan darah adalah hasil dari pengelompokan darah berdasarkan ada atau tidaknya substansi antigen pada permukaan sel darah merah (eritrosit). Antigen tersebut dapat berupa karbohidrat, protein, glikoprotein, atau glikolipid.
Golongan darah manusia bersifat herediter, dan sangat tergantung pada golongan darah kedua orang tua manusia yang bersangkutan. Saat ini sudah dikenal puluhan sistem golongan darah, namun sistem yang paling umum dikenal di dunia hanya ada beberapa. Di antaranya adalah sistem ABO yang diperkenalkan Karl Landsteiner (1868-1943) pada tahun 1903, sistem Rhesus yang diperkenalkan Landsteiner juga pada tahun 1937, dan sistem MNS (sekretor dan nonsekretor).

Mengapa darah perlu digolongkan?
Darah perlu digolongkan untuk banyak kepentingan, khususnya untuk transfusi darah. Landsteiner menemukan pada tahun 1901, bahwa darah manusia yang ditransfusikan ke manusia lain dapat inkompatibel, dan menimbulkan aglutinasi (si penerima darah terlihat syok dan ikterik / kuning). Transfusi dengan darah yang inkompatibel antara donor dan resipien (penerima) dapat berakibat fatal. Selain itu, golongan darah dapat bermanfaat untuk kepentingan forensik dan penentuan ayah sebagai metode penentuan paling sederhana (walaupun metode ini sekarang sudah tergeser perannya dengan tes DNA di negara-negara maju).
Landsteiner mulanya menemukan 3 golongan darah saja pada tahun 1900, yaitu A,B, dan O. Golongan AB baru ditemukan 2 tahun kemudian, itu pun oleh Decastrello dan Sturli (bukan oleh Landsteiner!). Atas penemuannya ini, Landsteiner mendapat hadiah Nobel di bidang kedokteran dan medis pada tahun 1930.

Faktor apakah yang membedakan golongan darah dalam sistem ABO?


Golongan darah sistem ABO dibagi berdasarkan struktur antigen permukaan eritrosit, yang disebut juga sebagai aglutinogen.
  • Golongan darah A memiliki antigen permukaan A. Antigen A tersusun dari 1 molekul fukosa, 2 molekul galaktosa, 1 molekul N-asetil galaktosamin, dan 1 molekul N-asetil glukosamin.
  • Golongan darah B memiliki antigen permukaan B. Antigen B ini sedikit berbeda dengan antigen A, di mana antigen ini tersusun dari molekul N-asetil galaktosamin digantikan oleh 1 molekul galaktosa.
  • Golongan darah AB memiliki dua macam antigen permukaan, yang merupakan kombinasi dari antigen A dan antigen B.
  • Golongan darah O semula dianggap tidak memiliki antigen permukaan, namun terbukti bahwa golongan darah O masih memiliki ikatan karbohidrat pada permukaan eritrositnya yang terdiri atas 1 molekul fukosa, 1 molekul N-asetil glukosamin, dan 2 molekul galaktosa. Gugus ini tidak bersifat imunogenik, sehingga anggapan golongan darah O tidak memiliki antigen permukaan masih bisa diterima.
Antigen permukaan eritrosit tersebut dapat merangsang pembentukan suatu imunoglobulin M (IgM), yang disebut juga sebagai aglutinin. Antibodi IgM ini semula diduga terdapat secara alamiah, namun ada penelitian yang menunjukkan bahwa antibodi tersebut baru terbentuk pada waktu bayi sebagai akibat sensitisasi dari makanan dan infeksi.
Pada masa neonatus, terjadi kolonisasi bakteri flora normal usus yang mengekspresikan antigen menyerupai antigen permukaan eritrosit A dan B. Hal ini mendorong sistem imunitas bayi untuk membuat antibodi IgM sesuai dengan antigen yang tidak dimiliki permukaan eritrosit bayi tersebut. Karena itulah orang dengan golongan darah A memiliki anti-B,  orang bergolongan darah B memiliki anti-A, dan yang bergolongan darah O memiliki keduanya. Orang dengan golongan darah AB tidak memiliki antibodi IgM ini. Karena antibodi IgM ini mampu menimbulkan aglutinasi hebat yang dapat menyumbat pembuluh darah inilah transfusi dengan golongan darah inkompatibel sangat berbahaya.

Referensi    :   http://www.rhesusnegatif.com